Selamat datang di el-Insyaet Online

Aku Ingin Bahagia

Jumat, 31 Mei 20130 komentar

el-Insyaet Online - “kupandangi sosok wanita cantik jelita yang terbaring lemah di depanku. Matanya yang indah menatapku, di pergelangan tangannya tertancap jarum infus yang tergantung di atas. Sudah tiga minggu calon istriku dirawat di rumah sakit, padahal hari perkawinanku dengannya kurang satu minggu lagi. Tapi, calon istriku tak kunjung sembuh, yang ada malah sakitnya tambah parah”.

“yang bener kamu fa, jangan bercanda, menikah itu tidak boleh main-main. Apa kamu yakin dengan keputusan ini? Lebih baik diundur lebih dahulu, tunggu sampai keadaanya azizah benar-benar sembuh. Kata ayahku keheranan setelah mendengar keputusanku. “ia yah, aku memang sudah memikirkan hal ini matang-matang. Insya Allah syukuran permikahanku dilaksanakan besok 9 pagi disini”.

Dafi mengundang temannya dan waktu satu hari sebelum pernikahannya, hal ini cukup membuat teman-temannya kaget. Apalagi sebelumnya mereka sudah tau tentang keadaan azizah yang masih dirawat di rumah sakit. Tapi untungnya, dafi dan azizah sudah memesan gaun dan cincin. Azizah sebenarnya tidak memaksakan pernikahannya dilakukan besok. Tapi dia hanya tidak mau terkena fitnah, mengingat undangan sudah tersebar 3 bulan yang lalu, sehingga tidak menambah kesibukannya yang harus terselesaikan hal ini.

Azizah setuju pernikahannya dengan dafi dilaksanakan besok, meskipun dirinya jatuh sakit. Baginya yang terpenting satu sama lain sudah merasa cocok dan cukup siap untuk melangkah ke jenjang pernikahan. Orang tua dafi tidak setuju dengan keputusan anaknya, karena sudah mengetahui segala hal tentang calon menantunya. Tapi bagaimana dengan orang tua azizah? Ternyata tanggapan mereka diluar dugaan, mereka sangat tidak setuju dengan rencana pernikahan anaknya, terutama pihak ibu.

Asalnya tidak setuju, jika nanti anak satu-satunya itu kelelahan yang mengakibatkan sakitnya tambah parah. Soalnya azizah butuh ketenangan dan tidak boleh kecapekan. Itulah sebabnya ibunda azizah untuk menunda acara pernikahan tersebut.

Dafi pun berusaha membujuk ibunya azizah dan meyakinkan kalau azizah akan baik-baik saja setelah menjadi istrinya. Karena dafi berjanji setelah pernikahannya nanti dengan azizah, dafi bersedia menjaga dan merawat azizah setiap hari.

Usaha dafi akhirnya mendapat respon positif dari ibunya azizah. Dafi pun dapat bernafas lega setelah bersitegang cukup lama. Ia langsung menceritakan kabar tersebut kepada azizah. Azizah nampak senang setelah mendapat kabar dari dafi. Raut wajah mereka tak ada sedikitpun yang menampakkan kesedihan. Semua larut dalam kebahagiaan.

Akan tetapi kejadian itu tidak berlangsung lama. Tengah malam ketika pukul 23.00 WIB, dafi mendengar suara azizah menjerit kesakitan, dafi spontan kaget, segera ia langsung lari memanggil dokter. Ia juga mengabari orang tua azizah melalui via sms. Semua orang yang berada di ruangan tersebut terhenyak melihat azizah seperti itu.

Dafi berusaha menenangkan diri, akan tetapi tidak bisa, pikirannya hanya tertuju pada kondisi azizah. dafi takut kalau acara pernikahannya besok dibatalkan. Dia tidak tau akan ditaruh dimana wajahnya jika benar-benar acaranya besok dibatalkan. Tiba-tiba ibunya azizah menghampiri dafi dan berkata kalau acara tidak bisa dilaksanakan besok. Hal serupa juga dilontarkan oleh ayahnya sendiri. Tentu, dafi tidak berani menentang untuk tetap melaksanakan pernikahannya besok. Karena melihat kondisi azizah yang tidak memungkinkan.

Pernyataan itu menyurutkan langkah dafi untuk tetap melangsungkan pernikahan esok hari. Dafi hanya bisa pasrah dan terus berdo`a semoga diberi jalan yang terbaik. “Ya Allah, kalau ini yang terbaik, berilah kemudahan. Tapi kalau tidak, pilihkanlah aku pendamping yang lebih dari dia”. Demikian dafi berdo`a sehabis shalat fardlu.

Tapi apa daya, Allah ternyta berkehendak lain. Tepat pukul 04.00, azizah dipanggil sang kholiq. Kepergiannya begitu banyak meninggalkan kenangan indah bersama orang terdekatnya. Ibunya azizah begitu histeris melihat putrinya terbaring tak berdaya. Tapi sepertinya dafi yang paling terpukul atas kepergian azizah. Hari bahagia yang nantinya sekian lama harus berubah dengan hari yang tak diinginkannya. Demikianlah, jika Allah berkehendak terhadap sesuatu, pasti akan terjadi. Dafi hanya bisa merenungi calon istrinya yang telah pergi. Dafi tidak ingin menikah dulu dalam waktu dekat, karena dia tahu bahwa cintanya masih untuk azizah.

M. Taufik Husni Mubarok
Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2013. el-Insyaet Online - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger | Thanks to Mas Templates and Cara Gampang