el-Insyaet Online - Dari sekian banyak manusia di dunia,
penulis berani menjamin jika semuanya suka dengan yang namanya makanan enak, faktanya
saja banyak orang lebih suka makanan yang kuat rasa manisnya karena lebih
lezat, lebih suka yang bergaram atau bervetsin karena lebih gurih rasanya,
serta lebih suka makanan yang digoreng karena lemaknya yang bikin enak
ketimbang makanan yang direbus.
Memang harus diakui, tidak ada yang bisa
menolak pesona dari makanan enak. Namun sayangnya, enak bukan berarti sehat walaupun
hampir semua orang mengetahui itu, banyak yang tidak menganggapnya sebagai
permasalahan serius padahal akibat dari itu semua sangat nyata dan berbahaya,
baik dapat dirasakan seketika ataupun nanti di hari-hari yang akan datang.
Fakta yang terlihat sudahlah jelas bahwa
sebenarnya makanan enak membawa dampak negatif yang nyata dan menimbulkan
berbagai masalah kesehatan.
Dr. Phaidon L Toruan, MM dalam
tulisannya seperti dikutip BB News Senin (10/1/2011) mengatakan terlalu sering
banyak makan enak dapat memberikan efek buruk bagi tubuh meski dalam jangka
pendek misalnya lebih mudah lelah, perut menjadi buncit dan juga menimbulkan penyakit
pada sel kulit.
Dari dampak jangka pendek itu, kita
sebagai remaja harusnya merasa was-was karena disamping buruk bagi kesehatan
juga buruk bagi bentuk tubuh, yang tidak dipungkiri, bentuk tubuh yang bagus
sangat diperlukan bagi para remaja untuk membangun keprcayaan diri, maka oleh karena
itu mengurangi makan makanan enak yang buruk bagi tubuh harus dilakukan
semenjak remaja.
Ironisnya dari berbagai bukti yang ada
tanpa kita sadari orang tua di Indonesia mendoktrin anaknya agar memakan
sesuatu yang enak bukan yang bagus bagi dirinya, salah satu fakta yang berasal
dari hasil pengamatan penulis yaitu, di Australia ketika ibu memberi makan
anaknya, yang dikatakan adalah "This
is good for you." Sedangkan ketika seorang ibu Indonesia memberi
makan, yang dikatakan biasanya adalah "Ayo
makan, ini enak, Nak."
Perbedaan yang terkesan sepele itu, mengandung
suatu doktrin yang mengarah pada alam bawah sadar sang anak untuk memakan
sesuatu yang dianggapnya enak bukan memakan sesuatu yang dianggap baik bagi
dirinya.
Yang jadi pertanyaan sekarang, lantas
apa dampak jangka panjang pengonsumsian makanan-makanan tersebut ?
Dampak yang diakibatkan oleh makanan
enak tersebut merupakan dampak yang dapat dikatakan sebagai dampak yang luar
biasa, dikarenakan makanan yang tinggi gula, garam, tepung, lemak, pengawet
atau perasa dapat menjadi faktor risiko dari berbagai penyakit serius
Dilansir BBCHealth dan Livestrong,
Senin (10/1/2011), berikut beberapa bahaya kesehatan akibat sering makan enak :
Obesitas (Kegemukan)
Dikarenakan akibat mengkonsumsi terlalu
banyak gula, tepung dan lemak adalah berat badan akan berlebihan. Yang
berhubungan erat dengan penyakit jantung, diabetes tipe 2 (karena gaya hidup)
dan kanker.
Penyakit Jantung
Dikarenakan pengonsumsian gula dan lemak
yang berlebihan menyebabkan penumpukan kolesterol dalam pembuluh darah yang
dapat menyebabkan penyakit jantung.
Diabetes Tipe 2 (Karena gaya hidup)
Diabetes tipe 2 merupakan penyakit
degeneratif yang telah meningkat karena frekuensi konsumsi gula meningkat.
Hipertensi (Tekanan darah tinggi)
Dikarenakan kelebihan asupan garam dapat
meningkatkan tekanan darah dalam tubuh atau yang disebut hipertensi. Hipertensi
merupakan salah satu faktor risiko terjadinya Penyakit Jantung Koroner (PJK)
dan stroke.
Kanker
Dikarenakan konsumsi gula berlebih yang
dapat meningkatkan kadar insulin dan dapat mempercepat proses pembelahan sel
yang dalam kaitannya meningkatkan risiko kanker.
Penuaan Dini
Percepatan pembelahan sel karena banyak
mengonsumsi gula juga dapat berdampak negatif pada penuaan dini dan rentang
usia.
Oleh sebab itu, sepatutnya kita harus
berfikir dua kali untuk sering-sering memakan makanan yang disebut sebagai
“makanan enak.”
Memang tidak masalah jika sekali-kali
kita memanjakan diri dengan makanan yang kita sukai. Namun, jika makanan
tersebut mengandung madhorot yang besar bukankah lebih baik jika kita dapat
menguranginya seminimal mingkin untuk mengonsumsinya.
Nah, sekarang tata niat kita, jangan
makan karena sebatas enak. Karena, makan jangan sebatas enak tapi karena
keperluan tubuh kita agar tetap mendapat suplai energi yang cukup untuk
melakukan kegiatan sehari-hari, agar kita tidak menyesal di hari yang akan
datang.
Arif Rahman Hakim XI A
Posting Komentar